FPIK, SEMARANG – (Sumber berita: kompas.com) Bagi calon mahasiswa yang akan mengikuti Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) serta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) masih memiliki waktu untuk mempertimbangkan program studi (Prodi) apa yang akan dipilih. Proses pendaftaran UTBK SBMPTN akan dimulai 15 Maret hingga 1 April 2021  mendatang. Selain mengetahui daya tampung Prodi dan peminatnya, ilmu yang dipelajari hingga peluang kerja setelah lulus juga perlu diketahui. Di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan (FPIK) memiliki sejumlah prodi di jenjang S1. Mulai dari Akuakultur, Manajemen Sumber Daya Perairan, Perikanan Tangkap, Ilmu Kelautan, Oseanografi dan Teknologi Hasil Perikanan.

Ilmu yang dipelajari dalam Prodi Akuakultur lebih luas dari studi Perikanan. Selain mempelajari potensi perikanan laut maupun tawar dan payau, mahasiswa Akuakultur juga dibekali pengetahuan tentang aktivitas banyak hal. Antara lain: 1. Pemeliharaan 2. Penangkaran 3. Pengembangbiakan biota perairan laut maupun air tawar. Seperti ikan, udang, tiram, rumput laut, dan sebagainya. Ketua Departemen Akuakultur yang juga Ketua Program Studi (Prodi) S1 Akuakultur FPIK Undip Sarjito menerangkan, meski merupakan bagian dari perikanan, Akuakultur adalah perikanan masa depan.

“Saat ini dunia Akuakultur mengalami perkembangan yang sangat signifikan termasuk pula industrinya,” terang Sarjito seperti dikutip dari laman undip.ac.id, Jumat (12/3/2021). Saat ini masih ada persepsi Akuakultur itu hanya mempelajari budidaya udang, kerapu, bandeng, rumput laut dan lainnya. Padahal banyak hal yang dipelajari di prodi ini, antara lain: 1. Produksi benih 2. Pakan 3. Ukuran konsumsi 4. Sarana dan prasarana Beda Akuakultur dan Perikanan Untuk membedakan Akuakultur dan Perikanan, bisa dilihat dari indikasi penekanannya dalam menghasilkan produk. Perikanan lebih cenderung memanfaatkan dari alam (wild). Sedangkan Akuakultur menekankan pada budidayanya. “Hasil akhirnya bisa sama, tapi prosesnya berbeda,” imbuh Sarjito.

Prodi Akuakultur UNDIP lahir berdasarkan SK Dirjen DIKTI No. 473/DIKTI/Kep/1995 dengan nama Program Studi Budidaya Perairan. Untuk menghadapi tantangan global dan perkembangan yang ada, nomenklatur Prodi Budidaya Perairan diubah menjadi Prodi Akuakultur. Menurut Sarjito, selain ketat dalam menjaga kualitas, Prodi Akuakultur juga membekali mahasiswanya dengan pengetahuan yang relevan dengan tuntutan zaman. Para mahasiswa juga dibekali pengetahuan kewirausahaan. Khususnya yang terkait dengan potensi budaya perairan. Prospek kerja Akuakultur Lulusan Prodi Akuakultur juga diakui kesetaraan dalam KKNI (Equivalent Level to Indonesian National Qualification Framework) dengan Level 6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). “Kurikulum kami memang prioritasnya mempersiapkan pengusaha dan pengembang akuakultur. Selain karier sebagai peneliti dan konsultan, manajer, pendidik dan instruktur akuakultur,” ungkap Sarjito.

Perlu diketahui, KKNI adalah penjenjangan kualifikasi sumber daya manusia Indonesia yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan. (Penulis Mahar Prastiwi | Editor Ayunda Pininta Kasih).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Apa Itu Prodi Akuakultur dan Prospek Kerjanya? Begini Kata Dosen Undip”,

Klik di sini untuk baca sumber berita.