Pada hari Senin, 6 November 2017 bertempat di Auditorium FPIK Tembalang, berlangsung kegiatan kuliah umum yang diselenggarakan oleh Departemen Akuakultur.  Kuliah umum tersebut diikuti oleh mahasiswa, dosen, pegawai dinas dan pihak-pihak lain, dengan 2 (dua) orang narasumber, yaitu: Dr.Ir. Woro Nur Endang Sariati, MP (Kepala Balai KIPM Kelas I Denpasar Bali) dan Mulyanto, ST, M.Si. (Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok).  Kuliah umum dengan tema: “PERAN DETEKSI DINI PENYAKIT DAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LAUT DALAM MENDUKUNG INDUSTRIALISASI AKUAKULTUR” diselenggarakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat memperoleh informasi terbaru mengenai peran teknologi deteksi dini pada identifikasi penyakit ikan, serta beragam teknologi budidaya laut dalam menunjang produksi perikanan budidaya.  Kuliah umum ini relevan dengan mata kuliah-mata kuliah yang diberikan di kelas, yaitu: Biologi Perikanan, Ekologi Perairan, Manajemen Kualitas Air, Limnologi, Avertebrata Air, Ikhtyologi, Budidaya Finfish, Budidaya Moluska-Rumput Laut, dan lain-lain.  Di sisi lain, kegiatan ini merupakan upaya mempererat hubungan kerjasama antara Departemen Akuakultur dengan Balai KIPM Denpasar dan BPBL Lombok, termasuk dalam kegiatan magang, penelitian, pengabdian masyarakat dan kegiatan kerjasama lain.

Pada sesi ke-1, Dr. Woro dalam paparannya menjelaskan tentang pentingnya upaya deteksi dini dalam upaya penjaminan mutu ikan ekspor.  Deteksi dini penyakit ikan dapat dilakukan secara cepat, akurat dan praktis, meliputi metode rapid test, antara lain: Polimerase Chain Reaction (PCR) yang mempu mendeteksi lokus penyakit ikan secara lebih spesifik, sensitif dan cepat, namun memiliki kendala biaya yang masih relatif mahal.  Metode lain yang lebih murah adalah dengan ELISA, Immunositokimia, Immunohistokimia dan Serologi, yang memanfaatkan prinsip deteksi terhadap interaksi antibody-antigen yang bersifat spesifik untuk mendeteksi keberadaan penyakit ikan.

Sedangkan Bapak Mulyanto, MSi pada sesi ke-2 menjelaskan tentang fasilitas, sarana-prasarana produksi serta prosedur kegiatan produksi pada komoditas-komoditas unggulan BPBL Lombok, yaitu: Rumput Laut, Abalone, Kakap Putih, Tiram Mutiara, Bawal Bintang dan Ikan Hias (Clown fish).  Berbagai macam prosedur produksi Finfish, Moluska (Tiram Mutiara dan Abalone) dan kultur jaringan Rumput Laut yang dilaksanakan, meliputi  Pemeliharaan Calon Induk dan Induk, Larva rearing dan pendederan, Pembesaran / Keramba Jaring Apung (KJA), serta fasilitas Laboratorium penunjang, seperti: Lab. Pakan Alami, Kultur Jaringan Rumput Laut, Kebun Bibit Rumput Laut dan Lab Kesehatan Ikan dan Lingkungan.

Kuliah umum yang dibuka oleh Dr. Sarjito (KaDept Akuakultur) pada pukul 09.00, dan berakhir pada pukul 12.30 ini berlangsung dengan baik. Atensi dan respon mahasiswa cukup baik, dilihat dari maraknya pertanyaan terhadap para narasumber.  Sebagaimana disimpulkan oleh moderator ( Dr. Desrina dan Bpk AH Condro Haditomo, MSi), diharapkan makin banyak mahasiswa yang tertarik untuk melakukan magang, Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan penelitian tugas akhir di bidang Budidaya Laut, mengingat potensi dan peluang yang masih terbuka luas.